Page 1 (data 1 to 4 of 4) | Displayed ini 30 data/page
Corresponding Author
Dewa Nyoman Sadguna
Institutions
Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa
Dewasadguna59[at]gmail.com
Abstract
Usaha budidya ikan dengan sistem Kantong Jaring Apung (KJA) telah berkembang sejak lama dan banyak ditekuni oleh para petani ikan di Danau Batur, Kintamani, Bangli. Namun seiring dengan perkembangan yang pesat ini ternyata yang masih menjadi permasalahan setelah berproduksi adalah sistem pemasarannya yang dirasakan belum memberikan keuntugan maksimal oleh para petani pembudidaya. Merujuk pada uraian tersebut diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem rantai/saluran pemasaran dan marjinnya pada produksi petani ikan nila sistem KJA di Danau Batur yang dilakukan melalui Survey. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling pada petani ikan nila sistem KJA di Danau Batur, Desa Kedisan, Kintamani, Bangli. Jumlah responden 26 orang diambil secara Sensus. Sedangkan snow ball sampling digunakan untuk menelusuri lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran hasil budidaya petani ikan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh (100%) hasil produksi petani ikan tersebut disalurkan melalui pedagang pengecer, sehingga sistem rantai pemasarannya hanya melalui satu tipe saluran pasar, yaitu dari petani langsung ke pedagang pengecer dengan marjin sebesar rata-rata Rp. 3.000 – sampai Rp. 8.000,- per kilogram ikan segar. Sementara bagian (share) harga yang diterima petani sebesar antara 90% sampai 77%. Oleh karena itu rekomendasi yang dapat disampaikan kepada petani ikan tersebut adalah menyalurkan hasil produksi di pengecer lokal.
Keywords
Rantai pasar, marjin pemasaran, kantong jaring apung
Topic
Manajemen dan Sumber Daya Air
Corresponding Author
Sang Ayu Made Putri Suryani
Institutions
Aquatic Resources management departement Agriculture Faculty University of Warmadewa, Denpasar, Bali
Abstract
Rasbora lateristriata sangat sulit dibedakan secara morfologi dengan Rasbora balinensis. Struktur populasi ikan Rasbora lateristriata mengalami penurunan populasi terutama pada bagian hulu sungai sungi. Hal ini desebabkan oleh faktor lingkungan yang sudah mengalami perubahan terutama kualitas air sungai. Rendahnya populasi ikan Rasbora lateristriata juga disebabkan oleh kehadiran ikan introduksi yang dapat mengacam keberadaan ikan asli karena adanya hibridisasi dengan ikan endemic. Populasi yang memiliki keragaman morfologi memiliki peluang hidup yang lebih baik untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjaga ikan Rasbora lateristriata tidak mengalami penurunan populasi dan ikan ini mampu beradaptasi pada lingkungan yang tercemar. Pengambilan sampel dilakukan pada hulu, cabang, tengah, dan hilir dengan metode purposive sampling yang dianalisis dengan Anova menggunakan SPSS versi 20. Keragaman warna Rasbora lateristriata yang diperoleh pada hulu, tengah, cabang, dan hilir tidak berbeda signifikan untuk lokasi yang berbeda. Rata-rata warna yang dihasilkan adalah hitam keabuabuan. Kluster karatkter SL, TL, dan Berat menunjukkan bahwa Rasbora lateristriata membentuk tiga cluster utama. Klaster I adalah pengelompokan hulu dan hilir. Klaster 2 adalah pengelompokan Klaster I dengan cabang. Dan Klaster III adalah pengelompokan Klaster II dengan tengah. Keragaman warna dan morfometrik ikan Rasbora lateristriata di sungai dipengaruhi oleh kualitas air seperti DO, pH, dan Suhu.
Keywords
Keragaman Morfologi, Rasbora, Kualitas Air
Topic
Manajemen dan Sumber Daya Air
Corresponding Author
Wirianta Wirianta
Institutions
Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa
Abstract
Limbah tauge kacang hijau merupakan limbah dari pembuatan tauge dengan bahan dasar kacang hijau dan limbah dari penjual tauge. Limbah tauge kacang hijau mudah diperoleh dan jumlahnya banyak. Limbah tauge berpotensi sebagai salah satu bahan penyusun ransum ayam broiler dan merupakan sumber protein nabati. Kandungan protein dalam limbah tauge cukup tinggi, akan tetapi kandungan serat kasarnya juga tinggi sehingga perlu dilakukan fermentasi untuk meningkatkan daya cerna dan kualitas nutrisinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara pasti kandungan nutrien ransum ayam broiler fase finisher yang mengandung tepung limbah tauge fermentasi dengan analisis proksimat di laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakukan dan 3 ulangan pada masing-masing perlakuan. Perlakuan terdiri dari ransum tanpa tepung limbah tauge fermentasi (TLTF) (P0), ransum dengan 3 % TLTF (P1), ransum dengan 6 % TLTF (P2) dan ransum dengan 9 % TLTF (P3). Varibel yang dianalisis adalah kadar protein kasar, kadar serat kasar, dan kadar lemak kasar ransum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tepung limbah tauge fermentasi dalam ransum ayam broiler fase finisher berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap variabel kadar protein, kadar serat kasar dan kadar lemak kasar ransum. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan protein kasar dan serat kasar pada ransum ayam broiler yang mengandung tepung limbah tauge fermentasi, dan ransum yang mengandung 6 % tepung limbah tauge fermentasi adalah ransum yang paling mendekati standar kebutuhan untuk ayam broiler fase finisher.
Keywords
Ayam Broiler, Kualitas Kimia, Limbah Tauge
Topic
Manajemen dan Sumber Daya Air
Corresponding Author
I Gusti Agung Putu Eryani
Institutions
Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Warmadewa
Abstract
RINGKASAN Bali memiliki luas wilayah 563.666 ha, terletak pada 8°340" - 8°5048" LintangSelatan dan 114°2553" - 115°4240" Bujur Timur. Sebagian besar terdiri atas lahan dengan kemiringan antara 0 - 2 % sampai dengan 15- 40 %. Selebihnya adalah lahan dengan kemiringan di atas 40 %. pada tebing-tebing sungai yang memiliki kemiringan yang terjal (>70 %). Jumlah sungai mencapai 391 DAS.Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia, keunikan pariwisata budaya Provinsi Bali, selain sosial kultur, panorama keindahan alamyang menarik, kini kegiatan budidaya pertanian berserta view yang ada menjadi komoditaswisata yang memilki nilai jual yang mahal. Hotel dan restoran di Provinsi Bali, tidak sebatasmenyediakan tempat istirahat, hiburan budaya dan menu makanan yang khas, melainkanuntuk kepentingan keindahan panorama alam, kegiatan pertanian, dapat dikemas menjadiproduk wisata. Bertambahnya penduduk, meningkatnya perubahan fungsi lahan pertanian dan perkembangan pariwisata di Bali berarti kebutuhan akan air domestik dan non domestik juga meningkat, dengan demikian penelitian mengenai penggunaan, dan pendayagunaan sumber daya air untuk menunjang kegiatan pariwisata, sangat diperlukan untuk keberlanjutan penyediaan air dari segi kuantitas dan kualitas air, perencanaaan wilayah sungai, dan manajemen air serta peruntukan lahan yang sesuai dengan kondisi hilir sungai yang ada di Kota Denpasar Provinsi Bali agar dapat mengurangi perubahan alih fungsi lahan, menunjang kehidupan dan kesejahtraan mahluk hidup yang ada di Provinsi Bali. Kontribusi pengelolaan sumber daya air, terhadap layanan wisata memberikan hasil yangnyata, sarana dan prasarana hotel, restoran, sektor hiburan dan rekreasi,serta kegiatan sosial budaya masyarakat, maupun wisata sungai, telah memberikan nilaikontribusi yang menjanjikan bagi daerah terutama dalam peningkatan Produk DomestikRegional Bruto (PDRB). Penggunaan sumberdaya air permukaan di daaerah aliran sungai sangat banyak dibutuhkan dan diperlukan untuk menunjang berkembangnya daerah pariwisata di Kota Denpasar, dan selanjutnya perlu ditetapkan model optimasi penggunaan sumberdaya air dan zonasi kawasan dan penetapan penggunaan dan pengelolaan sumber daya air di saat dimusim hujan dan musim kemarau untuk di daerah hilir sungai Ayung yang airnya terbuang percuma karena belum dikelola oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah defisit air akibat perkembangan pariwisata di Kota Denpasar adalah suatu perencanaan yang baik dalam rangka konservasi air tersebut berdasarkan beberapa aspek perencanaan maupun dengan mempertimbangkan kondisi wilayah muara dan pantai,agar perencanaan dan pemanfaatan maupun penanganan masalah penggunaan sumber daya air dapat berdaya guna dan berkelanjutanmaka diperlukan daya pandang yang lebih baik. Dalam rangka mengatasi persoalan dalam pengambilan keputusan tersebut, disajikan sebuah metode pengambilan keputusan yang d
Keywords
Ekowisata; Air; Muara Sungai
Topic
Manajemen dan Sumber Daya Air
Page 1 (data 1 to 4 of 4) | Displayed ini 30 data/page
Featured Events
Embed Logo
If your conference is listed in our system, please put our logo somewhere in your website. Simply copy-paste the HTML code below to your website (ask your web admin):
<a target="_blank" href="https://ifory.id"><img src="https://ifory.id/ifory.png" title="Ifory - Indonesia Conference Directory" width="150" height="" border="0"></a>
Site Stats